Berpikilah 1000 Kali Jika Ingin Menggunakan Prestashop

Share Post:

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on pinterest
Share on email
Berpikilah 1000 Kali Jika Ingin Menggunakan Prestashop

Judul yang agak kasar bagi komunitas pencinta Prestashop, tetapi jangan salah. Saya dulu pecinta Prestashop sejati. Sampai saya membuat plugin JNE sendiri untuk Prestashop.

Pertama kali saya merasa kecewa dengan Prestashop adalah saat ingin mengupdate/mengupgrade dari versi lama ke versi baru sangatlah susah. Jika dibandingkan dengan WooCommerce+Wordpress. Sangat jauh sekali perbedaanya. WooCommerce+Wordpress begitu mudah dan memanjakan para penggunanya.

Prestashop memang sangat banyak sekali plugin bawaan saat pertama kali menginstallnya, tetapi sebagian besar pluginnya tidak dipakai sehingga banyak yang sia-sia.

Presashop 1.6 - Back Office
Presashop 1.6 – Plugin List

Menurut saya, saat kamu membutuhkan plugin-plugin tambahan yang kebanyakan berbayar. Sangat jarang sekali yang gratis. Tidak seperti pesaingnya WooCommerce.

Yang paling saya benci dengan CMS ini adalah Themeing System nya. Sangat kacau.

Banyak yang mengatakan kalau Prestashop sangat cocok untuk toko online berskala kecil hingga menengah, tetapi menurut saya jika hanya untuk toko online yang kecil saya sarankan jangan menggunakan Prestashop, terlalu kompleks, terlalu ribet. Mungkin WooCommerce atau OpenCart lebih baik daripada Prestashop.

Jika untuk menengah hingga besar saya juga tidak menyarankan menggunakan Prestashop. Untuk saat ini Magento-lah CMS terbaik untuk e-commerce walaupun saya sendiri tidak pernah mencoba. Pernah mencoba sekali dan sangat berat untuk hosting kamu. Jika kamu ingin menggunakan CMS Magento pastikan provider hosting kamu mumpuni.

Saya pernah mempunyai toko online yang menggunakan Prestashop dengan lebih dari 1000 produk. Hasilnya sangat lambat sekali. Pernah seorang user Prestashop komplain tentang hal ini di forumnya, kata adminnya Prestashop tidak didesign itu hal kecepatan.

13 Responses

  1. Menurut saya sih memang setiap cms opensource ada kekurangan dan kelebihan sendiri, tp sejauh saya menggunakan prestashop sih untuk masalah kecepatan hampir gk ada masalah, kecuali kalau pas ada maintenance server, atau ip server ke blok sama provider sehingga menyebabkan admin lambatnya minta ampun. tp untungnya paling lama biasanya 2-4hari. dan itu juga gk mesti dalam setahun ada. 😀
    kalau wordpress memang secara fitur sudah memadai, tp menurut saya kurang sesuai dengan permintaan client yang terus berkembang.

  2. Trus yang rekomended apa mas?
    Aku dulu suka ngoprek presta, tapi malah keasiken ngoprek, gak jualan2 haha.
    yang paling bikin pusing masalah kurirnya.. modul jne berbayar semua..
    emang aku akuin presta keren backofficenya.. lengkap banget statistik penjualan dll.
    ini aku baru nemu opencart.. simple sih,mudah dipahami. tapi backoffice nya jauh kalo dibandingin presta..

    1. Selama saya pakai prestashop. Semua fitur dashboard tidak pernah saya pakai sama sekali.

      Jadi saya mau tanya lagi ke mas Khamim. Apakah mas Khamim merasakan manfaatnya fitur keren backofficenya prestashop?

      Kalau itu sangat bermanfaat buat mas Khamim, mungkin prestashop cocok buat mas Khamim.

      Saya dulu juga sering ngoprek mas. Ya, ujung2nya malah gak jualan. Hahaha…

      Budaya customer onlnie di Indonesia jarang banget yang menggunakan fitur Shopping Cart. Jadi kalau mau beli langsung SMS atau Chat.

      Saya juga pernah buat plugin untuk OpenCart. Menurut saya lebih simple pembuatan pluginnya. Cuman jeleknya integrasi antar plugin dengan plugin lain sangat susah dilakukan dan vQMod lah yang paling menjijikkan menurut saya.

      Kalau saya pribadi sih. WordPress.

      Kelebihan paling utama: pluginnya buuuaaaaaanyaaakkkk sekali. Mau cari apapun, hampir tersedia semua.

      1. masak fitur dashboardnya g kepake mas?

        bermanfaat sih iya mas.. kayak fitur forecast dan statistik.. jadi bisa menganalisis penjualan/kunjungan yang ada.
        tapi untuk saat ini saya nyari cms yang simple dan gampang dipelajari aja dulu.. dan saya rasa opencart udah cukup untuk awal berjualan.

        jadi fitur tarif kurir otomatis blm mendesak ya mas? iya orang indo ribet kalo mau pake cart. kayaknya sih emg pada lebih suka order via sms.

        menjijikkan gimana mas? saya lihat malah membantu sekali dgn adanya vQmod itu,, dan yg terpenting gak ngubah core dari cms nya

        1. Iya, gak kepake sih kalau saya. 🙂
          Jarang yang pakai shopping cart soalnya.

          Iya, opencart cukup simpel.

          Menurut saya, vQMod memaksa meng-inject-kan script html dengan “selector” yang disesuaikan dengan yang kita mau. Kurang dynamic menurut saya. Berbeda dengan wordpress maupun prestashop yang pernah saya pelajari. Mereka punya “hooks” event.

          Tetapi, selama vQMod bisa mempermudah perkerjaan mas dan tidak mempersulit. Ya itu bagus sekali, karena memang itulah tujuan vQMod di opencart. 🙂

  3. iya kapok aku pakai prestashop di cap badak, bayar Rp 600.000 baru 2 hari susah banget inputnya, ribet, JANGAN PAKAI PRESTASHOP PARAH

    1. Ya sudah gan. Gpp. 🙂

      Tapi kalau baru di install ya bisa coba ganti. Tapi kalau sudah pakai lama dan sudah ditambah ini itu. Ya sudah. Dipakai aja. Hehehe… 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published.

CAPTCHA Image

*