Trading Cryptocurrency – Antara Nafsu, Kekalahan, dan Pembelajaran

Share Post:

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on pinterest
Share on email
Cryptocurrency

Kehebohan Bitcoin pada akhir tahun 2017, membuat saya ingin mencoba melakukan “investasi” ke dunia Cryptocurrency. Saya beri petik, karena jatuhnya menjadi trading, bukan investasi.

Tidak ingin kehilangan moment, maka saya cepat-cepat top up dana. Virus ini dalam dunia trading sering disebut FOMO(Fear Of Missing Out). Ini adalah DOSA PERTAMA saya dalam hal trading dan investasi.

Sebenarnya saya sudah mengenal Bitcoin semenjak kuliah. Saat itu harga Bitcoin masih Rp500.000/BTC. Pada saat itu saya hanya menganggap angin lalu, dan akan hilang dengan sendiri. Siapa sangka jika harga saat ini Rp.140.000.000an(Per Mei 2020).

Dimulai dari akhir tahun 2017 tepatnya 29 Nov 2017, dimana saya mulai melakukan deposit sekitar Rp.12.000.000,- dan membeli Bitcoin diharga sekitar Rp.160.000.000 dan mendapatkan sekitar 0.0731 BTC.

Harga tertinggi yang sempat dicapai adalah Rp.297.500.000,- pada Desember 2017. Apa perasaanmu saat uangmu menjadi 2x lipat atau lebih? Dari 12jt menjadi sekitar 24jt hanya dalam waktu 1 bulan? Dipertahankan dan cenderung akan semakin menambahkan dana. DOSA KEDUA saya dalam dunia Trading yaiut GREEDY menjangkit saya.

Ada yang yang belum saya sebutkan, bahwa dalam perjalanan dari Nov 2017 ke Des 2017 saya melakukan trading antar coin dan saya banyak menangnya. Jelas menang karena secara trend cenderung naik mau salah masukpun pasti menang.

Tapi lihat badai resesi pada Des 2017 – Nov 2018, harga bitcoin turun hampir 80% menjadi 60jt saja. Tercatat harga terendahnya adalah 41jt. Modal saya yang tadinya 24 lebih sekarang sisa menjadi hanya 10% saja yaitu $150 atau sekitar Rp.2.250.000.

Loh kenapa kok tidak menjadi sekitar Rp.4.800.000(didapat dari 25jt * 20%)? Karena saya tetap melakukan trading saat pasar jatuh. Jadi setengahnya loss karena trading. Masih ingat perkataan saya diparagraf sebelumnya dimana saya melakukan trading dan banyak menangnya? Disini berbeda kondisi, dimana pasar sedang turun, trading akan sangat susah, dan pasti banyak kalahnya karena melawan trend atau sedang down trend.

Saat kejatuhan Bitcoin, saya terjangkit DOSA KETIGA yaitu FEAR. Ada satu lagi dosa yang belum saya sebut yaitu HOPE, tetapi pada saat itu saya belum terjangkit. Baru terjangkit dosa HOPE saat sedang mencoba trading FOREX.

Yup, saya mengalami kekalahan dipermainan Bitcoin. Lalu apa yang bisa saya lakukan? Ambil pelajarannya. Ada teman saya pernah berkata “Nafsu boleh, goblok jangan.”. Saat kamu sudah terjangkit yang namanya FEAR & GREEDY, berhati-hatilah, tenang lalu analisa sekali lagi.

Selalu siapkan dua skenario Bagaimana jika menang? dan Bagaimana jika kalah? Jangan berat sebelah, harus berimbang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

CAPTCHA Image

*