Mau Jadi Front End Developer Mulai Dari Mana Dulu?

Share Post:

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on pinterest
Share on email

Bagi yang baru mulai mungkin akan bingung, kalau mau jadi Front End Developer apa saja sih yang perlu dipersiapkan. Sebenarnya tidak banyak kalau untuk skill basicnya, tetapi yang banyak adalah tools pendukungnya supaya relevant dengan perkembangan jaman.

SKILL DASAR

HTML

CSS

JavaScript

Tiga hal tadi adalah basic sebelum bisa masuk ke Front End Developer. Materinya memang sekilas banyak, tetapi tidak perlu paham 100% semuanya. Lihat saja dulu, yang penting paham dasarnya. Setelah itu, bisa mulai menggabungkan semuanya menjadi sebuah project mini.

Berikut video yang akan akan membantu dalam memahami lebih dalam tentang perihal yang saya jelaskan

Gimana? Banyak bukan?

Jika sudah sampai titik ini, harusnya selanjutnya lebih mudah, karena secara konsep dasar dan intermediate sudah paham. Jika ingin lanjut ke yang lebih dalam lagi bisa mulai belajar CSS Framework. CSS Framework paling populer hingga saat post ini buat adalah Bootstrap.

Sampai titik ini, sebenarnya kamu sudah bisa dikatakan sebagai Front End Developer sedikit diatas rata-rata, jika bisa paham mendalam tentang topic yang saya sampaikan sebelumnya.

Lalu apakah ada yang lebih dalam lagi? Ada, dan ini sangat jarang sekali Front End Developer paham. Kebanyakan topic ini lebih kental nuansa codingnya daripada desainnya.

Apa itu? Belajar Javascript Framework. jQuery adalah javascript framework yang paling lama dan paling tua yang dipakai hingga saat ini. Walaupun fitur Javascript atau ECMAScript sudah dapat melakukan tanpa jQuery. Banyak fitur-fitur terbaru di Javascript juga terinspirasi dari jQuery. Berikut beberapa javascript framework yang paling populer saat ini:

  1. VueJS
  2. React
  3. Angular

Saya perbadi saat ini menggunakan VueJS, karena relative mudah.

Pada titik ini sedikit lebih berat dibanding dengan apa yang kamu pelajari diatas, karena ini kental dengan konsep dan lifecycle framework tersebut. Tiap framework memiliki lifecycle sendiri. Oleh karena itu perlu untuk dipahami secara mendalam, karena jika terjadi error, pemahaman lifecycle lah yang akan membantu dalam mencari error.

Jika ada pertanyaan atau kesulitan saat belajar hal tersebut dan stuck tidak ada yang bisa membantu, bisa coba hubungi saya lewat social media saya. Hingga postingan ini dibuat, saya lebih aktif di twitter.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

CAPTCHA Image

*