Pernah suatu kali saya take over sebuah project, dimana fitur dalam software tersebut sangat kaku. Jika terjadi perubahan sedikit saja, maka program perlu dilakukan setting ulang. Celakanya hanya developer ybs saja yang bisa melakukannya. ERP seperti ini menurut saya kurang begitu baik. Apalagi jika perubahan ini cukup sering terjadi. Misalnya 3 bulan sekali selalu berulang hal seperti ini. Maka fitur ybs perlu dibuat cukup dinamis sehingga user dapat mengatur sesuai keinginan mereka.
Dinamis yang saya maksud ini harus dalam taraf optimal, tidak terlalu dinamis, juga tidak telralu kaku. Ini dikarenakan membuat fitur super dinamis membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dengan panjangnya waktu yang dibutuhkan artinya juga membutuhkan dana lebih. Jika perlubahan user tidak cukup sering, misalnya hanya 3 tahun sampai 5 tahun sekali, dibuat static sudah cukup.
Contoh Kasus
Salah satu contoh kasus yang pernah saya alami adalah fitur kirim email invoice. Dalam fitur kirim invoice via email tersebut “Title” dan “Body” nya di setting statis, dan tidak bisa diubah oleh user, hanya developer saja yang bisa mengubah. Ini menjadi masalah saat ada perubahan sedikit pada title dan body email. Dan ternyata kejadian memang, tidak berapa lama perlu pergantian title karena dirasa kurang pas oleh user.
Adapun fitur lain yang cukup penting yaitu fitur testing dan preview apakah sudah sesuai atau tidak.
Contoh: fitur “Kirim Email” invoice. Jika tidak ada preview dan test kirim email. User akan kesulitan bagaimana tampilannya kelak. Apakah settingan mereka sudah betul? Ini akan sedikit merepotkan.
Developer sebenarnya juga akan kesulitan, karena perlu mengubah secara “hard-code” untuk melakukan testing.
Jadi, kalau ingin membuat fitur yang cukup krusial, perlu dibuat dinamis. Jangan lupa fitur “testing” dan “preview” jika memang dirasa diperlukan.