Profile UpWork Saya Di BAN! UpWork Untuk Selamanya? Sampai Kapan?

Share Post:

Share on facebook
Share on linkedin
Share on twitter
Share on pinterest
Share on email

Profile UpWork Saya Di Ban

Beberapa bulan lalu, cukup lama. Ada kejadian cukup bikin agak shock, agak kecewa, agak senang, pokoknya rasa yang agak-agak. Antara ragu dan senang. Pasalnya salah satu kapal saya yang cukup “mewah” memberi saya tumpangan sampai hari ini, hilang dalam sekejab.

Sudah beberapa kali melakukan banding, tetapi tidak tembus. Mencoba peruntungan dengan langsung menghubungi lewat email tetapi juga tidak bisa. Googling kesana-kemari dan memang banyak senior-senior yang di ban tanpa babibu. Entah apa yang terjadi dengan UpWork sampai sekeras itu.

Ada satu solusi lagi yang bisa ditempuh yang saya dapatkan dari googling. Kalau sekarang yang lagi bau-bau pilpres istilahnya adalah pipel power(People Power). Ya, dengan koar-koar dimedia berharap akan viral dan dapat menggoyahkan keputusan pemerintahkan UpWork.

Tetapi dalam post kali ini saya tidak ingin membahas banyak tentang profile upwork saya yang di ban. Pertanyaan sederhana yang selalu saya tanyakan pada diri saya. Sampai kapan? Iya, sampai kapan saya akan terus di upwork?

Jujur, UpWork sangat-sangat enak duitnya. Bayangkan saja anda bekerja full time 8 jam sehari bisa mendapatkan 1jt rupiah. Wow banget kan?

Atau, bekerja hanya seminggu sudah mendapatkan $300.

Pertanyaan Besar “Sampai Kapan?”

Tetapi, sampai kapan? Sampai kapan saya harus bekerja 9 pagi – 5 sore. Dibayar berdasarkan waktu jam dan tidak ada yang tahu kapan upwork akan berubah pikiran dengan profile saya.

Coba para pembaca yang sedang happy-happy atau mulai jenuh dengan kehidupan di upwork, kerja malam sampai pagi, paginya tidur sampai siang bangun lalu kerja lagi. Sampai kapan?

Mulai Vacum Di UpWork

Tepat dua tahun lalu yaitu tahun 2017, saya dan beberapa kolega membuat sebuah startup, yang membuat saya menjadi vacum di upwork, dikarenakan waktu yang tidak mencukupi karena saya harus bekerja di upwork, local, dan startup dimana itu sangat bikin saya stress banget. Kalau anak jakpus stressful gitu loh.

Disana saya mulai belajar yang namanya time management, skala prioritas, sprint, hire karyawan, management team, dll. Dimana tidak ada satupun hal baru tersebut yang meningkatkan skill coding saya. Akan tetapi, saya mendapatkan banyak pelajaran bahwa untuk meningkatkan pendapatan kita. Kita tidak melulu harus menaikkan harga sebuah barang atau jasa. Melainkan meningkatkan volume pembelian.

Yang menjadi masalah adalah kita hanya punya waktu 24 jam. Disanalah saya mulai belajar tentang pentingnya sebuah team.

Mulai Berani Hire Programmer

Oke, workload semakin tinggi, waktu saya terbatas. Saya memberanikan diri untuk hire seorang programmer. Dengan pengalaman coding saya yang cukup, saya dapat dengan mudah membimbing para junior programmer untuk melakukan apa yang saya lakukan.

Saya belajar banyak yang namanya desing patter, sub-goal, sprint, dll yang memudahkan pergerakan sebuah team.

Penawaran Pekerjaan Local Semakin Tinggi

Semakin lama, pekerjaan saya bergeser menjadi ke management dan marketing. Dan saya merasakan apa yang dulu saya tidak dapatkan di UpWork yaitu koneksi atau relasi dengan client yang dimana hal inilah yang memberikan aliran rutin ke “kapal” baru saya.

UpWork tidak menyediakan relasi hub kepada client. saya punya ratusan client yang datang dan pergi dengan cepat. Hanya ada 2 client yang bertahan lama. Paling lama hampir 2 tahun. Tetapi, tetap saja UpWork tidak ingin kita langsung berhub dengan client yang dimana UpWork masih butuh fee 20% dari setiap transaksi.

Dan Sekarang

Saya mulai sibuk dengan hubungan relasi dan bisnis local yang membutuhkan sentuhan IT. Banyak juga teman-teman saya yang bingung mencari team IT dapat dengan mudah menggunakan team IT saya.

Kepercayaan menjadi modal terpenting dalam membangung sebuah relasi. Dengan modal skill yang sudah saya dapatkan lewat upwork dan team saya yang mulai berkembang saya yakin dapat membantu teman-teman saya yang membutuhkan support IT untuk startup mereka.

What’s Next?

Kedepannya, saya mau mencoba mencari pangsa pasar luar negeri. Dimana tidak perlu perantara lagi seperti UpWork dan fee 20%. Tentunya dengan kelebihan saya dapat menjalin relasi dengan client-client saya.

Ya, itu masih rencana kedepan. Semoga saja dapat terwujud.

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published.

CAPTCHA Image

*